Pages

Selasa, 28 Juni 2011

Wanita dan Hormon Estrogen



Dalam Ruangan Kesehatan edisi ini akan kami bicarakan hormon estrogen yang bermanfaat bagi kesehatan kaum wanita. Wanita memasuki masa menopause, risiko mengidap sindrom metabolisme disertai sakit gigi akan bertambah.

Hormon estrogen yang berfungsi di berbagai organ badan wanita, seperti indung telur, rahim, vagina dan payudara dapat memungkinkan keanggunan wanita pada usia muda dan juga melindungi mereka tidak dihantui penyakit. Akan tetapi, seiring dengan mendekatnya masa menopause, taraf hormon estrogen dalam organ kaum wanita terus menurun, sehingga risiko mengidap berbagai penyakit terus bertambah.  Berkurangnya hormon estrogen dapat menambah risiko sindrom metabolisme.

Periset Amerika Serikat setelah mengadakan penelitian selama 9 tahun menyimpulkan bahwa mati haid berdampak bagi pengidapan sindrom metabolisme kaum wanita. Sindrom metabolisme merujuk pada banyak gejala abnormal dan memusat dalam tubuh wanita termasuk tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas sentral dan keabnormalan lemak darah, semuanya itu dapat dengan nyata menambah risiko berjangkitnya penyakit koroner jantung, stroke dan penyakit kencing manis. Hasil riset menunjukkan, dibandingkan dengan pasca mati haid, risiko wanita mengidap sindrom metabolisme pada masa menopause lebih besar.

Mengenai hal itu, pakar kedokteran mengatakan, " Semuanya itu berkaitan erat dengan menurunnya taraf hormon estrogen dalam tubuh wanita masa menopause. Menurunnya taraf hormon estrogen memungkinkan relatif kuatnya fungsi hormon androgen, dengan demikian mudah mengakibatkan distribusi baru lemak dalam tubuh, sehingga masa pasca mati haid keanggunan wanita pada usia muda menjadi seperti tubuh lelaki, obesitas sentral yaitu kegemukan di bagian pinggang pinggul, ini merupakan suatu unsur penting terbentuknya sindrom metabolisme."

Pakar kedokteran berpendapat, seiring dengan bertambahnya usia kaum wanita dan kurang bergerak badan, perubahan taraf berbagai hormon dalam tubuh memungkinkan menurunnya metabolisme tubuh, mengakibatkan penimbunan lemak yang terutama di bagian pinggang pinggul. Pakar mengatakan, " Selain itu, setelah memasuki masa menopause, taraf hormon estrogen dalam tubuh wanita menurun drastis, ini mudah mengakibatkan ketidakstabilan tekanan darah, keabnormalan metabolisme lemak darah, keabnormalan gula darah, sehingga risiko terkena sindrom metabolisme meningkat."  Hormon estrogen memungkinkan kaum wanita kurang mengidap penyakit.

Boleh dikatakan, hormon estrogen adalah payung pelindung kaum wanita dan dapat melindungi mereka dihantui banyak penyakit. Sebab utama kaum wanita mengidap banyak penyakit umumnya berkaitan erat dengan menurunnya taraf hormon estrogen."

Misalnya penyakit pembuluh darah jantung, tingkat kejangkitan kaum wanita akan penyakit koroner jantung sebelum mati haid sangat rendah, boleh dikatakan hanya sepertujuh kaum lelaki sebaya. Sebab utamanya, taraf hormon estrogen dalam tubuh wanita relatif tinggi sebelum mati haid, sehingga pembuluh darah tidak mudah mengeras dan lemak darah tidak mudah naik. Akan tetapi, gejala itu berlainan ketika memasuki masa menopause, taraf hormon estrogen menurun drastis, sehingga kehilangan sama sekali "payung pelindung". Ditambah tingkat kejangkitan pembuluh darah jantung dan otak bertambah cepat. Selain itu, ada penelitian membenarkan, osteoporosis, gigi mudah rontok, dimensia usia lanjut, depresi, tumor usus besar, perubahan bintik-bintik di wajah dan lainnya, semuanya mungkin berkaitan dengan menurunnya taraf hormon estrogen.

Wanita menopause dapat menambah hormon estrogen.  Maka, kalau hendak memperpanjang usia "payung pelindung" hormon estrogen, menambah hormon estrogen dengan layak dan pada waktu yang cocok merupakan suatu pilihan yang baik.

Pakar mengatakan, kaum wanita asalkan terdapat gejala demam hectic, mengeluarkan banyak keringat, kekeringan vagina, palpitasi, emosi tak terkontrol dan gejala menopause lainnya dapat dengan layak menambah hormon estrogen di bawah petunjuk dokter. Kebanyakan kaum wanita yang telah mati haid mempunyai kebutuhan terhadap itu. Sedangkan, pada tahap awal mati haid kalau dapat dengan layak menambah hormon estrogen, ini sangat bermanfaat bagi kesehatan kaum wanita."

Akan tetapi, pakar mengingatkan pula, sebelum menjalani terapi hormon estrogen, kaum wanita harus menjalani lebih dahulu pemeriksaan terhadap rahim, kelenjar payudara, darah (air kencing) secara rutin, fungsi hati dan ginjal, lemak darah, gula darah, dan disfungsi pengentalan darah, dengan demikian baru dapat memperoleh pengobatan yang aman dan efektif.

Berapa hal yang perlu diperhatikan sebelum mati haid.

Munculnya gejala penuaan dan mati haid kaum wanita tak dapat dielakkan. Lagi pula, sehubungan dengan mati haid dapat mendatangkan begitu banyak masalah yang menimbulkan keresahan tidak sedikit kaum wanita. Pakar mengusulkan, sebelum mati haid, kaum wanita perlu secara sistematik mengetahui pengetahuan yang terkait, ini sangat bermanfaat bagi mereka untuk melewatkan tahap peralihan tersebut.

Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.

Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol, estriol, dan estron. Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.
  
Estrogen digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause.
Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, dan kanker endometrium. Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi sel yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replikasi DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi globulin pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.
Ketika mengalami katabolisme, estrogen akan membentuk berbagai senyawa intermediat yang disebut estrogen-katekol melalui 2 lintasan 2-hydroxylation dengan enzim CYP1A1 dan 4-hydroxylation dengan enzim CYP1B1, untuk dieliminasi dengan berbagai proses seperti metilasi dengan enzim catechol-o-methyltransferase, hidroksilasi, oksidasi, detoksifikasi, sulfinasi dengan enzim sulfotransferase, dan glusuronidasi dengan enzim UGT. Pada umumnya senyawa estrogen-katekol mempunyai waktu paruh yang pendek karena segera termetilasi menjadi 2-methoxyestradiol dan 4-methoxyestradiol. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifat tumorigenik atau anti-tumorigenik, misalnya 4-hydroxyestradiol memiliki sifat hormonal dengan mengaktivasi pencerap estrogen, dan menginduksi adenokarsinoma pada endometrium. Sedangkan 2-methyoxyestradiol memiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambat proliferasi dan angiogenesis pada sel tumor.




Protein  susu kedelai itu hampir sama dengan mutu protein susu sapi. Protein eficiency ratio (PER) susu kedelai 2.3 sedangkan susu sapi 2.5. Umumnya susu kedelai mengadung vitamin B1, B2 dan niasin dalam jumlah setara dengan susu sapi atau Air Susu Ibu (ASI), serta mengandung vitamin E dan K dalam jumlah yang cukup banyak. Kandungan mineralnya terutama kalsium lebih sedikit dibandingkan dengan susu sapi.

Pada kedelai terdapat senyawa alami mirip estrogen, yang disebut fitoestrogen. Senyawa ini telah terbukti mampu menghambat pengeroposan tulang (osteoporosis). Wanita Jepang gemar sekali makan produk olahan kedelai seperti susu kedelai, makanya usia menopause tinggi dan jarang mengalami keluhana pasca menopause. Masalah menopause dapat tunda dengan terapi hormon estrogen (estrogen replacement therapy), yang dapat juga diharapkan dapat menghambat laju osteoporosis.

Mereka yang diajurkan untuk terapi hormon estrogen yaitu belum berusia 40 tahun atau mereka yang menderita osteoporisis pada usia muda. Penelitian yang dilakukan Nurses’ Health Study menunjukan bahwa wanita yang menjalani terapi hormon selama lima tahun atau lebih, kemungkinan untuk terkena kanker payudara 30-70 persen dibanding mereka yang tidak melakukan terapi tersebut. Terapi hormon estrogen itu dapat menimbulkan efek samping. Dan berdampak negatif, satu-satunya jalan adalah dengan mengkonsumi susu kedelai.
Kita perlu meningkatkan konsumsi produk-produk yang berbasis kedelai lebih dari dua kali lipat. Jadikanlah produk olahan kedelai sebagai menu penting bagi keluarga Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR ANDA

Total Tayangan Halaman

Basis Data

Basis Data
Terimakasih